Peringkat IPM Indonesia, Wawancara dengan Mendikbud


MENYAMBUT INDONESIA 2012
Peringkat IPM Indonesia
Wawancara dengan Mendikbud Mohammad Nuh
Sumber : SINDO, 19 Desember 2011




Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terbaru menurun dibandingkan dengan peringkat negara lain. Penurunan tersebut akibat rendahnya harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Dua hal itu yang menjadi pekerjaan besar pemerintah.Apa kiat dan langkah pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut? Berikut ini wawancara dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Laporan UNDP mengenai IPM Indonesia terbaru terlihat menurun dibandingkan sebelumnya, mengapa hal itu terjadi?

UNDP melakukan perubahan dalam menentukan kriteria pengukuran IPM.Pada metode sebelumnya di kesehatan sama, yaitu harapan hidup waktu lahir, begitu juga ukuran yang dilakukan BPS juga sama. Untuk pengetahuan, yang lama dipakai melek aksara dan gabungan angka partisipasi kependidikan (APK) mulai kasar hingga murni. Namun untuk perhitungan yang baru ini pendidikan tidak memakai melek aksara lagi, tapi harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

Karena perubahan itu, tidak ada perbandingan dari tahun lalu, baik dari peringkat maupun indeks. Sebab kriterianya berbeda. UNDP pun sudah mengirim surat ke kami bahwa ada perubahan indikator tersebut meski diakui, indeks Indonesia naik satu poin, yakni dari 0,613 ke 0,617.Hal itu terlihat dari indeks kesehatan 0,779, pendidikan 0,584, dan pendapatan per kapita 0,518. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya ini tidak dapat karena variabelnya berbeda.

Oleh karena itu, saya ingin menjernihkan bahwa tidak benar bahwa indeks IPM turun karena laporan dari UNDP-nya seperti itu. Negara yang naik satu poin itu adalah Indonesia, Argentina, Filipina, Brasil, Peru. Lalu yang dua peringkat antara lain Arab Saudi, Kamboja. Yang naik tiga peringkat tiga negara, yakni Ukraina, Turki, dan Malaysia. Ada yang poinnya tetap, yakni 120 negara seperti Norwegia dan Belanda. Namun ada juga 25 negara yang turun satu peringkat seperti Islandia, Portugal, Mesir.

Bagaimana jika dilihat dari rangkingatau peringkat?

Kalau rangking itu harus dilihat ada tidak perubahan dari jumlah negara.Kan sekarang jumlah negaranya berubah dari 169 ke 187 sehingga peringkat di dalamnya berubah lagi. Dulu negaranya ada 168, peringkat kita 108, sekarang jumlah negaranya 187, peringkatnya 124. Memang iya turun kalau dilihat dari rangking, tapi cara membacanya tidak cukup seperti itu. Memang turun rangking-nya, dulu peringkatnya 108 dari 169, sekarang 124 tapi dari total negara 187.

Masyarakat juga jangan salah membaca hanya dari rangkingkarena nilai indeksnya kan naik dari 0,613 ke 0,617.Memang kenaikan indeksnya tidak 2 poin,3, apalagi 5.Oleh karena itu tema besarnya adalah bagaimana melakukan percepatan agar naiknya tidak satu poin, tapi di atas itu.

Apa langkah yang digunakan untuk menaikkan indeks tersebut?

Upaya percepatan itu yang diukur kan rata-rata lama sekolah dan harapan sekolah sehingga ini yang harus digarap. Cara yang simpel ialah semua anak sekolah itu harus sekolah. Karena kalau tidak sekolah dia menjadi pembagi. Misalnya ada keluarga yang punya 10 anak,yang lima sekolah 10 tahun dan lima lagi tidak sekolah, berarti rata-ratanya cuma 1 tahun sehingga yang tidak sekolah akan menjadi beban.

Kedua, tidak cukup hanya itu,siswa pun tidak boleh drop out (DO). Jadi yang sudah sekolah SD enam tahun ini harus dikawal jangan sampai berhenti di SD, juga tidak boleh tidak ada yang melanjutkan sehingga kalau lulus SD harus didorong ke SMP sebanyak-banyaknya. Begitu juga di SMP tidak boleh ada yang DOdi tahap ini. Yang DO di SD itu pada 2011 ada 489.000 anak dan yang tidak melanjutkan 366.000 anak.

Ini yang harus dikurangi yang tadinya DO itu 489.000 harus ditekan dan kita usahakan pada 2012 ini hanya tinggal 94.000 dan yang tidak melanjutkan tinggal 115.000. Demikian juga untuk SMP dan SMA. Dengan skenario ini pada 2012 yang DO itu untuk SD 390.000,SMP berkurang 152.000, dan SMA 262.000 anak.Akhirnya kalau dikurangi kita ada tambahan siswa baru di SD 850.000, yang SMP ada tambahan 610.000 siswa, dan SMA ada tambahan 1 juta siswa,sementara perguruan tinggi ada tambahan 100.000 siswa.

Implementasinya yang akan dilakukan untuk mengatasi itu?

Kita beri beasiswa untuk siswa miskin di SD dan sistemnya diubah.Kita masukkan fungsi keterjaminan anak yang sudah mendapatkan beasiswa di SD nanti di SMP-nya akan dapat lagi sehingga dia tidak ragu lagi masuk SMA.Lalu untuk melanjutkan dari SMA ke kuliah kanada Bidik Misi. Jika skenario kita lakukan, yang namanya expectated years of schooling atau harapan sekolah akan naik jadi 7,4 tahun dari yang tadinya 5,8 tahun.Kalau ini dilakukan, skenarionya akan ada kenaikan di indeks tersebut.Selain itu,kita juga akan bangun sekolah-sekolah di daerah yang masih tertingal.

Sejauh mana faktor ekonomi bisa memengaruhi rata-rata lama sekolah?

Dari studi yang dilakukan, anak tidak melanjutkan sekolah, terutama untuk SD itu 70% karena biaya sehingga kalau persoalannya biaya, solusinya dengan beasiswa dan bantuan subsidi miskin. Ditambah lagi adanya BOS akan makin berdampak besar.Meskipun masih ada pungutan namun bisa sedikit mengurangi beban melalui program BOS.BOS kita naikkan kan dalam rangka mengurangi beban sehingga orang lebih berminat sekolah.Kalau toh memang masih kurang lagi,ditambah beasiswa itu.

Bagaimana untuk yang usia 25 tahun ke atas yang masih buta huruf?

Itu memang menjadi persoalan, tetapi kita memberikan paket-paket, yakni paket A,B,dan C, agi mereka.Kalau toh mereka tidak mau bersekolah, pemerintah bertekad anakanak usia muda jangan sampai tidak sekolah,jangan sampai kalau usia sekolah SD tidak sekolah,tapi sembari yang tua dibuka paket A, B dan C dan perguruan tinggi sehingga ujungnya bukan pendidikan SD hingga perguruan tinggi, tapi bagaimana mewujudkan pendidikan sepanjang hayat karena meskipun sudah tua mau melanjutkan sekolah.

Sejauh mana dampak kenaikan anggaran pendidikan dengan kenaikan IPM?

Yajadi anggaran pendidikan akan naik terus, bahkan kita perkirakan hingga 2015 itu ada sekitar Rp400 triliun, itu sama dengan 2004 total anggaran APBN. Tentu dengan kenaikan anggaran, berarti fleksibilitas kita untuk memberikan beasiswa lebih leluasa. Untuk anggaran pendidikan 2012 yang sudah disetujui Badan Anggaran DPR itu Rp290 triliun lalu diperkirakan pada 2013 naik Rp318 triliun–320 triliun. Karena treknya naik Rp40 triliun. Tentu dengan uang tambah ada fleksibilitas meskipun jumlah penduduknya akan nambah pula.Lalu budaya sekarang kan lebih bagus kalau dulu anak 10 tahun sudah menikah sekarang kan kesadaran untuk sekolah lebih bagus.

Apakah rasio sekolah yang ada dengan jumlah siswa sudah ideal?

Kalau di SD total sekolah sudah cukup meskipun ada yang rusak.Dari APK SD sudah di atas 100 meski APM masih di bawah. Justru yang kurang di SMP yang APK-nya baru 90 % dan SMA masih 80%, sehingga jika mau nambah sekolah itu ya harus di jenjang SMP dan SMA ke atas.
   
◄ Newer Post Older Post ►