MP3EI, Gagasan Besar Bermula dari Keresahan


MENYAMBUT INDONESIA 2012
MP3EI, Gagasan Besar Bermula dari Keresahan
Sumber : SINDO, 19 Desember 2011



Konsep transformasi ekonomi nasional yang dikonversikan melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) bermula dari keresahan hati seorang menteri.

Adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang sulit tidur ketika mendapati gambaran nyata kondisi pembangunan ekonomi Indonesia yang berjalan sangat lamban. Sebagai figur yang cukup lama terlibat secara langsung dalam kabinet, Hatta memiliki mimpi menjadikan Indonesia lebih baik. Dipercaya mengemban jabatan sebagai menteri koordinator bidang perekonomian, pria kelahiran Palembang,18 Desember 1953 ini memiliki tugas menjaga sekaligus mengakselerasi ekonomi nasional.

Dalam perbincangan dengan SINDO, Hatta mengaku resah dengan pembangunan yang tidak merata.Ketimpangan antarwilayah seolah mendiskreditkan wilayah lain sebagai daerah tertinggal.“ Jujur, saya resah kok pembangunan kita selalu di Jawa. Saya tidak suka kalau (wilayah) timur seakan miskin, sedangkan (wilayah) barat kaya. Pembangunan harus merata,” ujar Hatta.

Keresahan itulah yang membawa Hatta menelurkan sebuah konsep besar tentang perubahan paradigma pembangunan yang selama ini terkesan terpusat. Dia menginginkan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia merata. Mulailah dia menyusun konsep yang dinamakan MP3EI. Hatta pun menyampaikan gagasannya tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hanya satu kata yang terucap dari Presiden SBY menanggapi konsep tersebut. “Kembangkan,” kenang Hatta.

Lampu hijau yang diberikan Presiden semakin mendorong Hatta untuk mewujudkan konsepnya. Sebuah konsep yang diyakini menjadi jalan bagi Indonesia sejajar dengan negara-negara maju. Sejak awal tahun ini, pemerintah disibukkan dengan berbagai rapat koordinasi membahas transformasi ekonomi nasional melalui konsep MP3EI. Hatta menceritakan, awalnya, konsep yang digagasnya bernama Koridor Ekonomi Indonesia.

Namun, melirik proses dan tujuan akhir dari konsep tersebut, Presiden memberikan nama percepatan dan perluasan.Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dimanfaatkan oleh Hatta. Pulau-pulau besar di Indonesia ditetapkan sebagai koridor atau pusat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu mendorong pembangunan ekonomi pulau-pulau kecil di sekitarnya. Terciptalah Koridor Sumatera,Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, Koridor Bali-Nusa Tenggara,dan Koridor Papua-Maluku.

Mantan Menteri Perhubungan ini pun mulai menggunakan strategi pemasaran untuk memperkenalkan konsep yang digagasnya. “Iya muter-muter. Saya lakukan pemaparan berkali-kali di Bogor, Bali, di mana-mana. Konsep dan lain-lain, sampai ke Korea dan negara lain,” katanya. Dia mencoba membuka mata banyak orang dan menunjukkan keseriusan pemerintah agar konsep ini tidak sebatas buku pegangan dan mimpi belaka tanpa realisasi.

“Saya siapkan MP3EI setahun lebih, tidak mungkin kalau (pemerintah) tidak serius. Saya all out dan Presiden sangat memberi perhatian,” imbuhnya. Enam bulan sejak MP3EI dirilis, Hatta memaparkan capaian capaian atau realisasi yang sudah dilakukan. Tahun 2011, tercatat 91 proyek telah di-groundbreaking di semua koridor ekonomi dengan nilai investasi mencapai Rp461,6 triliun. Dia boleh berbangga hati ketika mendapati kenyataan pembangunan mulai merata.

Tahun depan, pemerintah menjanjikan ekspansi lebih besar untuk realisasi MP3EI. Hatta memaparkan rencanarencana yang sudah disusunnya bersama tim KP3EI. Di Koridor Sumatera dibangun berbagai proyek senilai Rp33,4 triliun, di Koridor Jawa Rp34,7 triliun. Lalu di Koridor Kalimantan disiapkan investasi Rp134,7 triliun untuk membangun ekonomi wilayah tersebut.

Untuk Koridor Sulawesi disiapkan investasi sebesar Rp324,2 triliun,Koridor Bali-Nusa Tenggara dijanjikan berbagai proyek senilai Rp41,2 triliun, dan Koridor Papua-Maluku Rp80 triliun. Dengan mengucap “Bismillah”, Hatta optimistis memandang Indonesia yang lebih baik. “Saya bayangkan Indonesia ke depan yang lebih maju dan merata,”ujarnya.
  
◄ Newer Post Older Post ►