Saat muda, pembentukan sel tulang baru lebih cepat daripada penghancuran tulang tua sehingga kepadatan tulang masih terjaga. Setelah usia 30 tahun, proses penghancuran sel tulang tua lebih cepat daripada pembentukan sel tulang baru dan akan mengurangi kepadatan tulang dengan cepat. Semakin kecil kepadatan tulang, semakin besar pula kemungkinan mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang.
"Sebelum mencapai usia 30 tahun, tubuh menabung kalsium untuk memperkuat tulang. Jika setelah berusia 30 tahun jumlah kalsium yang ditabung tidak cukup, maka tulang akan rapuh setelah usia 30 tahun ke atas," kata Dr Fiastuti Witjaksono, Sp.GK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik dalam acara Media Outing Be Smart & Healthy – the Natural Way Ultra Milk Low Fat High Calcium di Djadoel Village, Bandung, Sabtu, (2/6/2012).
Menurut dr Fiastuti, kebutuhan kalsium tertinggi ada pada usia remaja, yaitu sebanyak sekitar 1300 mg perhari. Asupan kalsium dapat diperoleh dari makanan sehari-hari. Bahan makanan yang banyak mengandung kalsium adalah susu. Sebanyak 600 mg kebutuhan kalsium diperolah dengan meminum 2 gelas susu setiap hari.
Yang mengkhawatirkan, osteoporosis atau pengeroposan tulang ini tidak bisa diprediksi dan baru diketahui setelah kerusakan yang terjadi sudah parah. Oleh karena itu, penyakit ini disebut silent disease. Penyakit ini menyerang 20-25% wanita Indonesia di usia lanjut. Agar terhindar dari penyakit ini, pencegahan harus dilakukan sejak dini.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa orang yang sudah terkena osteoporosis lantas tidak akan mendapat manfaat dari asupan kalsium. Orang yang sudah terkena osteoporosis bisa memperlambat pengeroposan tulangnya dengan memperbanyak asupan kalsiumnya.
"Dengan memperbanyak asupan kalsium, tubuh masih dapat memperoleh bahan untuk pembentukan tulang meskipun tubuh masih banyak melakukan proses penghancuran tulang," kata dr Fiastuti.