Suatu ketika, Khalifah Umar bin Abdul Aziz dihidangkan makanan oleh istrinya. Tapi menu sekali ini terlihat berbeda dengan hari-hari biasa. Di hadapan sang khalifah sudah terhidang sepotong roti yang masih
hangat, berbau harum dan menerbitkan selera makan.
Dengan penuh rasa ingin tahu, sang Khalifah bertanya kepada istrinya:
“Dari mana engkau dapat roti ini?”.
“Oh, roti ini saya buat sendiri. Semua ini saya lakukan tak lain untuk menyenangkan hati Tuan yang setiap hari mengurus negara dan umat”. Jawab sang istri.
“Lalu, berapa uang yang engkau belanjakan untuk membeli terigu dan memuat bumbu-bumbunya?”. Tanya Khalifah lebih lanjut.
Sang istri menjawab pertanyaan suaminya, tetapi dengan menyimpan perasaan heran.
“Hanya tiga setengah dirham. Mengapa Tuan bertanya seperti itu?”. Sang istri balik bertanya.
“Aku perlu tahu asal usul benda yang akan masuk ke dalam perutku agar aku dapat mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah SWT”. Ucap sang Khalifah dengan mantap.
Sementara istrinya terdiam, sang Khalifah kemudian bertanya kembali:
“Uang tiga setengah dirham itu engkau dapat dari mana?”.
“Setiap hari saya menyisihkan setengah dirham dari uang belanja yang Anda berikan, wahai Amiirul Mu’miniin, sehingga dalam seminggu terkumpul tiga setengah dirham. Cukup untuk membeli bahan-bahan roti” Jelas istrinya.
“Baiklah kalau begitu. Saya percaya, asal usul roti ini halal dan bersih. Namun, saya menyadari satu hal: ternyata, biaya kehidupan kita sehari-hari perlu dikurangi setengah dirham agar kita tidak dapat kelebihan uang yang membuat kita mampu memakan roti atas tanggungan umat” Ujar sang Khalifah.
“Saya juga akan berusaha mengganti harga roti ini agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi.”
Hari itu juga Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengeluarkan perintah kepada bendahara Baitu-lmaal (bendahara keuangan negara) untuk mengurangi belanja hariannya sebanyak setengah dirham. Subhanallah….
Semoga kita selalu ingat sabda Rasulullah SAW:
sumber : http://putramelayu.web.id/?p=929كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به. رواه الإمام أحمد في مسنده
Setiap daging (di tubuh manusia) yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka-lah tempat yang paling layak untuk daging tersebut. (HR. Imam Ahmad dalam al-Musnad)