Tujuan-tujuan Pembelajaran


2.1    Pengertian Tujuan Pembelajaran
Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas  hampir  di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa :
1.      Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran;
2.      Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis.  Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis.

2.2    Manfaat Tujuan Pembelajaran
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
1.      Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara  lebih mandiri;
2.      Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
3.      Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran;
4.      Memudahkan guru mengadakan penilaian.

2.3    Rumusan Tujuan Pembelajaran

Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi. Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa  lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum  Berbasis Kompetensi.
Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)  menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:
1.      Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan
2.      Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas. Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.
Rumusan tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan baru apa yang seharusnya dikuasai siswa pada akhir pelajaran. Rumusan tujuan bukan merupakan pernyataan tentang apa yang direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam pembelajaran tetapi tentang apa yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.


2.3.1        Mengapa guru harus menyatakan tujuan pembelajaran?
Pertama, guru harus mengetahui tujuan pembelajarannya agar dapat melakukan pemilihan materi, metode, dan media. Tujuan itu akan mengarahkan guru dalam memilih materi, metode, dan media dan urutan kegiatan pembelajaran.
Mengetahui tujuan pembelajarannya sendiri juga menjadikan guru memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga tujuan itu dapat dicapai.Sebagai misal, jika tujuan dari satu RPP Fisika adalah “Dapat mengukur arus yang mengalir di dalam sebuah rangkaian sederhana dengan amperemeter,” maka lingkungan belajar itu meliputi sebuah amperemeter dan rangkaian sederhana.
Alasan penting lain untuk menyatakan rumusan tujuan adalah membantu menjamin evaluasi yang benar. Guru tidak akan tahu apakah siswanya telah mencapai sebuah tujuan kecuali guru itu mutlak yakin apa tujuan yang hendak dicapai.
2.3.2        Tujuan pembelajaran sebagai kontrak antara guru dan siswa
Tanpa tujuan pembelajaran yang eksplisit, siswa tidak akan tahu apa yang diharapkan dari mereka.Apabila tujuan dinyatakan dengan jelas dan spesifik, pembelajaran dan pengajaran menjadi berorientasi pada tujuan.
Sesungguhnya, pernyataan tujuan dapat dipandang sebagai suatu kontrak antara guru dan siswa. Inilah tujuan pembelajarannya. Tugas saya sebagai guru adalah menyediakan aktivitas pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan itu. Tanggung jawab kamu sebagai siswa adalah berpartisipasi dengan sungguh-sungguh dalam aktivitas pembelajaran itu.”

2.3.3        Format ABCD Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior atau kemampuan yang harus didemonstrasikan dan Conditions seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.

1)         Audience

Ø  Premis utama pengajaran sistematik adalah fokus pada apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru.
Ø  Pembelajaran paling mungkin terjadi bila siswa aktif, baik secara mental memproses ide-ide atau secara fisik berlatih keterampilan.
Ø  Karena tercapainya tujuan bergantung kepada apa yang dilakukan siswa, maka tujuan pembelajaran mulai dengan menyatakan kemampuan siapa yang akan berubah, sebagai misal, “siswa kelas-sembilan” atau “peserta workshop pembelajaran inovatif.”

2)         Behavior

Ø  Inti tujuan pembelajaran adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang akan dimiliki audience setelah pengajaran.
Ø  Kata kerja dapat paling jelas mengarahkan perhatian guru jika kata kerja itu dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati.
Ø  Kata kerja yang kabur seperti mengetahui, memahami dan mengapresiasi tidak mengkomunikasikan tujuan guru dengan jelas.
Ø  Kata-kata yang lebih baik menyatakan kinerja yang dapat diamati meliputi mendefinisikan, mengkategorikan, dan mendemonstrasikan.
Ø  Behavior atau kinerja yang dinyatakan dalam tujuan seharusnya mencerminkan kemampuan dunia-nyata yang dibutuhkan oleh siswa, bukan kemampuan artifisial atau tidak nyata/buatan semata-mata untuk berhasil dalam tes.


3)         Condition

Ø  Pernyataan tujuan seharusnya memasukkan kondisi-kondisi saat siswa melakukan kinerja yang dievaluasi. Sebagai misal, apakah siswa diijinkan untuk menggunakan catatan atau membuka buku saat mengidentifikasi variabel dalam sebuah hipotesis.
Ø  Jika tujuan dari pelajaran tertentu adalah agar siswa dapat mengidentifikasi burung-burung, apakah identifikasi dilakukan dari sejumlah transparansi berwarna atau sejumlah foto hitam putih?Jadi sebuah tujuan dapat dinyatakan, “Diberikan sejumlah transparansi berwarna, siswa dapat mengidentifikasi burung-burung itu.” Atau contoh lain, “Tanpa membuka buku, siswa dapat menyebutkan Hukum Ohm.”

4)         Degree

Ø  Persyaratan terakhir tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan baik adalah rumusan itu menunjukkan standar, atau kriteria , yaitu kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja siswa. Misalnya tingkat kecermatan atau ketuntasan seperti apa yang harus diperagakan siswa?
Ø  Apakah kriteria itu dinyatakan dalam istilah kualitatif atau kuantitatif, kriteria itu seharusnya didasarkan pada persyaratan dunia nyata. Sebagai misal, “Siswa dapat meloncat melewati mistar setinggi 175 cm.” atau “Siswa dapat merencanakan eksperimen untuk menguji sebuah hipotesis sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.”

Pengaruh Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau


Pengaruh Lama Perendaman terhadap
Pertumbuhan Biji Kacang Hijau

A.      Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh faktor perbedaan lama perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.

B.       Tujuan Penelitian
Untuk membuktikan dan mengetahui lebih lanjut pengaruh perbedaan lama perendaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

C.      Hipotesis
Biji kacang hijau dengan perlakuan perendaman selama 6 jam (PD), akan tumbuh lebih cepat dari pada biji kacang hijau yang:
a.    Biji kacang hijau yang tanpa direndam terlebih dahulu (PO).
b.    Biji kacang hijau dengan perendaman selama 1 jam (PA).
c.    Biji kacang hijau dengan perendaman selama 2 jam (PB).
d.   Biji kacang hijau dengan perendaman selama 4 jam (PC).  

D.      Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1.      Variabel bebas: Lama perendaman biji kacang hijau yang berbeda.
2.      Variabel terikat: Cepat lambatnya pertumbuhan tanaman biji kacang hijau.
3.      Variabel kontrol: Biji kacang hijau, pot, kapas dan volume air.

E.       Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalm melakukan penelitian ini yaitu:
1.    Bahan  :      - biji kacang hijau.
- air putih.
2.    Alat     :       - pot/gelas plastik air mineral, 10 buah.
- kapas.
- alat tulis dan penggaris.

F.       Cara Kerja
Langkah kerja yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian ini yaitu:
1.    Persiapkan semua bahan yang diperlukan untuk penelitian!
2.    Rendamlah biji kacang hijau sesuai dengan perlakuan yaitu perendaman selama 1 jam (PA), 2 jam (PB), 4 jam (PC) dan 6 jam (PD). Tiap perlakuan terdiri dari 2 ulangan, dimana tiap ulangan/pot berisi 4-5 biji kacang hijau! Siapkan pula biji kacang hijau tanpa direndam sebagai kontrol percobaan (PO)!
Catatan: Biji kacang hijau yang direndam, diambil pada saat yang sama yaitu ketika akan ditanam.
3.    Berilah nomor atau tanda pada setiap pot!
4.    Masukkan biji kacang hijau ke dalam pot yang telah berisi kapas yang telah dibasahi!
5.    Letakkan semua pot pada tempat yang sama/tidak terpisah, yang cukup terkena sinar matahari!
6.    Lakukan pengukuran tinggi kecambah setiap hari selama 7 hari, kemudian tulislah hasil pengukurannya!

G.      Rencana Analisis Data
Observasi langsung ke lapangan melakukan percobaan, dengan menggunakan biji kacang hijau yang semuanya diletakkan di tempat yang sama yaitu tempat yang cukup terkena sinar matahari.
Ke-5 percobaan tersebut yaitu:
a.       Percobaan no. 1
Biji kacang hijau yang tidak direndam terlebih dahulu (PO).
b.      Percobaan no. 2
Biji kacang hijau yang telah direndam selama 1 jam (PA).
c.       Percobaan no. 3
Biji kacang hijau yang telah direndam selama 2 jam (PB).
d.      Percobaan no. 4
Biji kacang hijau yang telah direndam selama 4 jam (PC).
e.       Percobaan no. 5
Biji kacang hijau yang telah direndam selama 6 jam (PD).

Ke-5 percobaan tersebut diamati dan dianalisis setiap hari selama 7 hari. Dicatat perbedaan yang terlihat pada ke-5 percobaan tersebut, nanti akan terlihat percobaan mana yang akan lebih cepat tumbuh. Dan rata-rata tumbuh tiap 1 hari juga akan terlihat perbedaan setiap pot-nya. Ditulis perbedaan yang terlihat dan dikumpulkan data setiap hari selama waktu percobaan dilakukan.
Kemudian dibuat laporan penelitian/ilmiah. Laporan ini memuat seluruh informasi penting berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Pengertian, Tahapan, Macam-Macam Dan Manfaat Kultur Jaringan

Bagi anda yang membutuhkan file artikel ini silahkan download DISINI

Pengertian Kultur Jaringan
            Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringanadalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
            Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Prinsip Dasar Kultur Jaringan
            Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
            Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.

Manfaat Kultur Jaringan
      Melestarikan sifat tanaman induk
      Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
      Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
      Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
      Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
      Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara lengkap
      Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.

Kelemahan Kultur Jaringan
      Diperlukan biaya awal yang relatif tinggi
      Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu, karena memerlukan keahlian khusus
      Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.

Keuntungan Kultur Jaringan
      Pengadaan bibit tidak tergantung musim
      Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat  (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
      Bibit yang dihasilkan seragam
      Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
      Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
      Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan  lainnya
      Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
      Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:

a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
            Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.

b. Inisiasi Kultur
            Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).

c. Sentrilisasi
            Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flowdan menggunakan alat-alat yang juga sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
            Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk merangsang pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ).

e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
            Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.

f. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.

Macam-Macam Kultur Jaringan
      Kultur meristem, menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang muda atau meristematik
      Kultur  anter, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
      Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit dikembangbiakan secara alamiah
      Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding
      Kultur kloroplas, menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki atau membuat varietas baru
      Kultur polen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya. 


Bagi anda yang membutuhkan file artikel tersebut silahkan download gratis.
Link Download: DOWNLOAD

Macam-macam Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia


Pada Sistem Reproduksi (kencing nanah)
Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan melalui hubungan int*m
Akibat: radang pada organ reproduksi yang menyebabkan kem*ndulan, mata, persendian dan selaput otak pada bayi
Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung saluran kencing dan terasa panas (terbakar) saat buang air kecil

Sifilis
Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan int*m
Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang hati, susunan syaraf dan otak

Herpes genital
Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan melalui hubungan int*m
Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan menyebabkan kanker rahim

 Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
Penyebab: virus HIV (Human Immunodedeficiency Virus)
Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap penyakit karena virus ini menyerang sel-sel darah putih
Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS. Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih tergantung daya tahan tubuh.

Keputihan (fluor albus)
Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans, protozoa Trichomonas v*ginalis, bakteri dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat, sering ditemukan pada wanita hamil dan penderita diabetes melitus
Akibat: gangguan pada organ reproduksi pd wanita

Free Download Artisteer Terbaru Versi 4.0.0.55648 Full Version

Artisteer Terbaru Versi 4.0.0.55648 adalah sebuah software yang digunakan untuk membuat berbagai template sebuah web. Artisteer merupakan yang pertama dan Web design automation product yang langsung menciptakan template fantastis unik untuk CMS Joomla, Drupal, Wordpress, template untuk blogger Anda atau halaman HTML. Dan ini adalah kabar baik buat sobat yang ingin mendesain template blog atau web nya sendiri, karena bagaimanapun buatan sendiri itu membanggakan dan tentunya sesuai keinginan. Aplikasi ini sangat cocok terutama buat pemula atu newbie blogger yang belum mengerti dan paham tentang CSS dan HTML, serta yang ingin mendesain template blognya sendiri bukan template hasil download dari internet yang belum tentu sesuai dengan selera kita dan deskripsi blog kita. 

Software ini  templatenya bisa desain/digunakan untuk Wordpress, Blogspot, Joomla, Drupal, DotNetNuke dan membuat situs web profesional lainnya dalam hitungan menit. Program ini mudah digunakan, tanpa memerlukan pengetahuan tentang Photoshop, CSS dan HTML. Ekspor saja langsung sebagai Wordpress, Joomla, Blogspot, Drupal atau template untuk CMS dan terapkan pada blog/web anda.

Kelebihan
Artisteer Terbaru Versi
4.0.0.55648 : 
Desain mengagumkan untuk situs kamu 
 Mudah Digunakan  
 Tidak perlu belajar Photoshop, CSS, HTML atau teknologi lainnya  
 Ekspor sebagai Wordpress Theme atau Template CMS 

Keunggulannya software ini yaitu digunakan secara Ofline, jadi tak perlu terhubung dengan internet, jadi bebas berexpresi mendesain blog/website anda.

Beberapa alasan untuk menggunakan software Artisteer :
1. Menghasilkan ide-ide desain web yang super keren, gaya dan pasti memuaskan.
2. Pengaturan desain dihasilkan untuk membuat sebuah template Web dan Blog.
3. Membuat sempurna web, validasi HTML dan CSS yang sesuai dengan standar Web.
4. Tidak perlu belajar Photoshop, CSS, HTML dan teknologi web lainnya.
5. Jika anda seorang desan web, maka akan menghasilkan ide kreatif desain cepat untuk para klien.
6. Menggunakan banyak elemen desain, dari latar belakang ke obyek foto dan tombol.
7. Secara otomatis memecahkan masalah penempatan gambar dan kompabilitas browser Web.
  

Oke lansung saja menuju TKP bila anda ingin mendownload aplikasinya :
Free apps ----> DOWNLOAD 

Dan ini adalah untuk Serial Number :
Link 1 [ mediafire ] ----> DOWNLOAD
Link 2 [ dropbox 1 ]----> DOWNLOAD
Link 3 [ 4shared ] ----> DOWNLOAD
Link 4 [ ziddu ] ----> DOWNLOAD
Link 5 [ dropbox 2 ] ----> DOWNLOAD