Siapa Sih Nikita Mirzani?

Jakarta - Belakangan ini, nama Nikita Mirzani menjadi pembicaraan hangat di masyarakat setelah foto nakalnya beredar di internet. Namun, masih banyak orang yang bertanya siapa sih Nikita? Artis apa dia?

Sebenarnya, Nikita sempat menjadi pusat perhatian pada 2010 lalu. Saat itu, Nikita berseteru dengan Kiki, vokalis band The Potters yang merupakan kekasihnya.

Nikita sampai melaporkan Kiki ke polisi atas tuduhan tindak penganiayaan. Nikita mengaku telah disiram dengan air panas. Ia pun mem-posting foto lukanya tersebut di Facebook.

Pada tahun yang sama pula, wajah Nikita muncil di layar televisi lewat berbagai acara, salah satunya 'Take Me Out'. Ia juga bermain dalam film komedi Lihat Boleh Pegang Jangan'. Bersamaa dengan itu, ia juga menekuni dunia foto model.

Perempuan yang memiliki banyak tato itu kembali membuat heboh di internet lewat foto topless-nya pada pertengahan 2011. Sejak itu, Nikita yang mengaku dirinya biseksual itu mulai sering berpose untuk majalah pria dewasa.

Akhir 2011, Nikita mulai sering beraksi di layar kaca. Ia pun cukup rutin meramaikan acara 'Kakek-kakek Narsis' yang ditayangkan Trans TV. Sumber Klik!













     

Samsung Galaxy Tab 7.0N Plus

Info Ponsel - Samsung Galaxy Tab 7.0N Plus, Samsung kembali merilis Galaxy Tab 7.0 Plus desain baru dengan julukan yang baru pula, yakni  Galaxy Tab 7.0N Plus.

Kehadiran tablet edisi terbaru Samsung ini menurut sumber di slashgear, dikatakan untuk menghindari larangan penjualan di Jerman, seperti halnya Samsung Galaxy Tab 10.1N yang akhir tahun lalu juga dirilis Samsung.


Sebagaimana diketahui Samsung diperintahkan oleh pengadilan di Jerman untuk mengubah desain perangkat tabletnya sebelum dirilis ke pasar negara itu, menyusul pengadilan di sana yang memutus bahwa desain Dalaxy Tab dianggap terlalu dekat dengan tablet milik Apple, iPad.

Perbedaan yang hadir tablet desain ulang ini adalah terletak pada speaker stereo yang terpasang di bagian depan perangkat. Sementara fitur yang dibawa masih sama seperti versi alinya, semisal layar LCD PLS 7 inchi dengan resolusi WSVGA (1024 x 600 piksel), bobot 345 gram, konektivitas GSM/HSPA, dan akaan datang dengan sistem operasi Android 3.2 Honeycomb.

Galaxy Tab 7.0N Plus berkemungkinan dirilis pada akhir bulan ini dengan harga ritel yang diperkirakan akan mencapai 600 euro.

Sumber: http://tabloidpulsa.co.id/news/2745-samsung-perkenalkan-galaxy-tab-70n-plus

Charly VHT Family Karaoke BTM Bandung

Warung Informasi - Charly VHT Family Karaoke BTM Bandung, Mantan vokalis ST12 Charly Van Houten kini mencoba melebarkan sayapnya di dunia bisnis hiburan. Pada 28 Oktober 2011 lalu, Charly membuka tempat karaoke keluarga bernama Charly VHT di Bandung.


Lokasi Charly VHT Family Karaoke ini berada di Bandung Trade Mal (BTM) yang berada di kawasan Bandung Timur. "Kami membidik kawasan Bandung Timur ini karena wilayah yang notabene padat penduduk ini belum memiliki tempat karaoke yang refresentatif, sehingga dengan adanya karaoke ini, warga Bandung Timur tidak perlu jauh-jauh lagi ke pusat kota," ujar Public Relation Charly VHT Family Karaoke kepada detikbandung.

Mengusung konsep interior maskulin elegan, tempat karaoke milik Charly ini bergaya minimalis, baik dari segi penataan ruangan maupun furnitur yang digunakan. Mayoritas pemakaian furnitur juga warna-warna dasar seperti hitam, putih, abu-abu. Menurut Bambang, hal tersebut disesuaikan dengan ikon pemiliknya yang berjenis kelamin laki-laki.

"Karaoke-karaoke yang sudah ada kan itu kebanyakan dimiliki oleh perempuan. Laki-laki baru Charly ini, jadi konsepnya kita maskulin elegan, disesuaikan dengan ikon-nya," terang Bambang.

Dibuka perdana di Kota Bandung, Charly VHT Family Karaoke ini menjadi pilot project pertama Charly dalam usahanya di dunia hiburan, karena menilai peluang usaha di Kota Bandung yang cukup besar.

"Sambutannya di Bandung ini sangat baik. Bisa saja nanti membuka cabang di tempat lain," kata Bambang.

Melirik persaingan yang cukup ketat dalam bisnis family karaoke ini, Charly VHT Family Karaoke menjamin tempat karaoke ini bisa menyuguhkan sesuatu yang baru bagi masyarakat.

"Kami menyiapkan ruangan dengan desain terbaru serta perangkat audio tercanggih yang belum memiliki outlet karaoke keluarga lainnya," promo Bambang.

Untuk tahap awal, tempat karaoke ini menyediakan 24 room dari berbagai ukuran. Terdiri dari ukuran small 10 ruangan, medium 10 ruangan, large 2 ruangan, deluxe, VIP dan VVIP masing-masing satu ruangan. Bambang juga mengklaim makanan yang bisa dibeli di dana mempunya cita rasa seperti makanan hotel.

"Menu kita sekelas hotel berbintang. Pelayanannya juga cepat, maksimal sepuluh menit, makanan sudah sampai ke pengunjung. Rasa juga boleh diadu," kata Bambang.

Sejak dibuka untuk umum 29 Oktober 2011 lalu, Bambang menuturkan outlet karaokenya tidak pernah sepi. Apalagi hingga akhir bulan ini masih berlaku tarif promo, yakni diskon 50 persen.

5 Manfaat Minum Kopi Hitam

5 Manfaat Minum Kopi Hitam

1. Melindungi jantung.

Peminum kopi yang mengonsumsi 1-2 cangkir kopi hitam per hari memiliki risiko terkena stroke lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Hal ini disebabkan oleh adanya antioksidan yang terkandung dalam kopi.


Kopi memiliki antioksidan lebih banyak dibandingkan blueberry. Antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu menahan efek buruk dari peradangan pada arteri. Sesaat setelah meminumnya, kopi meningkatkan tekanan pada darah dan denyut jantung. Namun setelah beberapa lama, kopi justru menurunkan tekanan darah, karena antioksidan pada kopi mengaktifkan asam nitrat pada tubuh sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah.

2. Mencegah diebetes

Antioksidan kopi, khususnya asam klorogenat dan guinides, memainkan peranan untuk meningkatkan sel tubuh terhadap insulin yang membantu mengatur gula darah. Faktanya, orang yang minum kopi setiap harinya memiliki risiko lebih rendah terkena 2 tipe diabetes, menurut beberapa penelitian.

3. Menjaga kesehatan hati

Kopi juga bisa meminimalkan risiko munculnya sirosis dan penyakit hati lainnya. Satu analisa dari sembilan penelitian menemukan bahwa kopi bisa menurunkan risiko kanker hari sebanyak 43%. Hal ini karena peran antioksidan dan kafein di dalamnya.

4. Meningkatkan kekuatan otak


Minum kopi secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko demensia dan Alzheimer, sama halnya seperti Parkinson. Antioksidan yang terkandung di dalam kopi menangkal kerusakan sel otak dan membantu jaringan saraf untuk bekerja lebih maksimal sehingga otak bekerja lebih baik.

5. Membantu menghilangkan sakit kepala

Penelitian membuktikan, 200 miligram kafein dapat membantu menghilangkan sakit kepala, termasuk migrain. Walaupun begitu belum ada penelitian yang membuktikan bagaimana cara kafein menghilangkan sakit kepala, namun para peneliti meyakini bahwa kafein meningkatkan aktivitas sel otak yang mengakibatkan pembuluh darah di sekitarnya menegang.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8811701

Inilah Kota Terpadat di Indonesia

Warung Informasi - Kota Terpadat di Indonesia, Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai penduduk yang sangat banyak (peringkat 4 negara penduduk terbesar di Dunia) dan semakin hari jumlah penduduk Indonesia makin bertambah. Hal ini kemudian juga berpengaruh pada kepadatan penduduk di kota-kota besar di Indonesia. Sehingga kota-kota besar di Indonesia menjadi kota padat yang penuh dengan populasi penduduk.

dari data sensus, diperoleh data 1o kota terpadat (dihitung berdasarkan jumlah penduduk berbanding luas wilayah) :

1. Jakarta(8.792.000)
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. luasnya adalah sekitar 740 km²; dan penduduknya berjumlah 8.792.000 jiwa. kota jakarta juga merupakan salah satu kota terpadat di Dunia

2. Surabaya(3.282.156)
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. luas wilayah kota surabaya adalah 374,36 km2

3. Bandung(2.771.138)
Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare.

4. Medan(2.036.018)
Kota Medan (daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba, serta Pantai Cermin. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar.

5. Bekasi(1.940.308)
Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta di barat, Kabupaten Bekasi di utara dan timur, Kabupaten Bogor di selatan, serta Kota Depok di sebelah barat daya. Bekasi merupakan salah satu kota penyangga Jakarta selain Tangerang, Bogor, dan Depok; serta menjadi tempat tinggal para komuter yang bekerja di Jakarta. Kota Bekasi terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi lagi atas 56 kelurahan. Luas kota bekasi 210,49 Km2.

6. Tanggerang(1.488.666)
Kota Tangerang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah selatan, barat, dan timur. Tangerang merupakan kota terbesar dan terpenting di Provinsi Banten serta kedua terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta. Luas kota tanggerang 164.54 km2.

7. Semarang(1.352.869)
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Semarang merupakan salah kota yang dipimpin oleh walikota. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat. Luas kota semarang 225,17 km².

8. Depok(1.339.263)
Kota Depok, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor. Kota Depok terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan. 200.29km2.

9. Palembang(1.323.169)
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota ini dahulu pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Siguntang, di Palembang Barat, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu. Luas kota palembang 102.47km2.

10. Makassar(1.168.258)
Kota Makassar (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Makassar dikenal mempunyai Pantai Losari yang indah. Luas kota makassar 128,12 km².

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2242333

Spirit Semesta Hawking


Spirit Semesta Hawking
Dian R. Basuki, PEMINAT MASALAH SAINS
Sumber : KORAN TEMPO, 14 Januari 2012


Sesudah Albert Einstein, barangkali Stephen Hawking-lah fisikawan paling populer pada masa sekarang. Dibanding nama-nama masyhur seperti Murray Gell-Mann, Steven Weinberg, Abdus Salam, atau Richard Feynman--semuanya peraih Nobel--Hawking lebih dikenal kaum awam. A Brief History of Time berhasil menebarkan minat akan topik yang pelik hingga keluar dari lingkaran akademisi dan peneliti. Buku yang ditulis serenyah mungkin ini, dengan satu rumus yang tak terhindarkan untuk tidak ditulis, yakni E=mc2, telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar.

Popularitas Hawking kembali terlihat dari perhatian luar biasa atas ulang tahunnya yang ke-70, 8 Januari lalu. Simposium tiga hari, "The State of the Universe", digelar di Universitas Cambridge, Inggris, dan dihadiri bukan hanya oleh fisikawan dan kosmolog. Pada hari keempat, simposium ditutup dengan ceramah oleh Hawking lewat rekaman video--ia tak bisa hadir lantaran kondisi fisiknya tak memungkinkan. A Brief History of Mine berbicara ihwal pemahamannya tentang semesta dan perjuangan hidupnya sejak kanak-kanak.

Dalam belitan amyotrophic lateral sclerosis yang menyerang sarafnya sejak usia 21 tahun, Hawking dengan begitu mencengangkan memberi kontribusi di bidang kosmologi dan gravitasi kuantum, khususnya dalam konteks lubang hitam. Karya pentingnya mencakup teorema singularitas gravitasional dalam bingkai relativitas umum, yang ia susun bersama Roger Penrose, dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam memancarkan radiasi, yang kini dikenal sebagai radiasi Hawking atau kadang-kadang radiasi Bekenstein-Hawking. Ia memberi sumbangan pembuktian matematis untuk no-hair theorem John Wheeler.

Nilai penting kontribusi Hawking barangkali dapat digambarkan dalam ucapan seorang ilmuwan yang berbicara dalam simposium Cambridge. Katanya, "Terima kasih, Stephen, Anda telah membuat kehidupan jadi begitu sukar bagi kami." Tugas ilmuwan berikutnya memang jadi lebih berat. Mereka mesti memberi sumbangan yang lebih berbobot ketimbang kontribusi Hawking atau nama mereka hanya menjadi catatan kaki dalam teori-teori fisika dan kosmologi.

Pemahamannya tentang lubang hitam melukiskan upayanya memadukan gagasan mekanika kuantum dan relativitas, dan ini memaksa ilmuwan di kedua sisi yang terpisah berpikir dengan cara yang lebih manunggal. Perburuan terhadap teori tunggal yang mampu menjelaskan segala hal menjadi impian fisikawan sejak dulu. Weinberg, Nobelis Fisika 1979 untuk karyanya yang menyatukan dua gaya fundamental, mengisahkan dengan sangat bagus dalam Dreams of a Final Theory (1993).

Mungkinkah mereka menemukannya? "Kita belum memperoleh jawaban definitif atas pertanyaan ini," tulis Hawking dalam buku mutakhirnya, The Grand Design(2010), "tapi kita sekarang memiliki calon bagi teori pamungkas tentang segala hal, jika memang ada, yakni yang disebut teori-M." Bagi Hawking, teori-M adalah satu-satunya model yang memiliki seluruh sifat yang harus dimiliki oleh teori yang final, yang melibatkan 10 dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Jika teori ini berhasil dikonfirmasi oleh observasi, kata Hawking, "Kita menemukan grand design" (tanpa Tuhan dalam tafsiran Hawking).

Dibanding karya-karya sebelumnya, kebaruan utama dalam The Grand Design ialah Hawking menerapkan tafsiran Richard Feynman atas mekanika kuantum ke dalam alam semesta. Dalam tafsir Feynman, "Alam semesta tidak hanya memiliki eksistensi atau sejarah yang tunggal, tapi mempunyai setiap versi eksistensi yang mungkin secara serentak." Pemikiran seperti ini sudah dilontarkan oleh Fakhr al-Din al-Razi (1149-1209), yang menolak konsep geosentris Ptolemeus, yang berarti mendahului Copernicus, Kepler, ataupun Galileo.

Dalam separuh abad kariernya sebagai ilmuwan, Hawking kerap menawarkan pemikiran yang menantang. Ia mengajak manusia mencari planet lain, karena manusia tidak akan mampu bertahan hidup di bumi. Ia mempercayai alien. Namun kerap pula ia memikirkan ulang pandangan yang sudah ia tawarkan. Seorang rekannya mengatakan Hawking siap merevisi pendapatnya bila ia menemukan sesuatu yang lebih benar. Teorinya bahwa lubang hitam memancarkan radiasi merupakan contoh penting dari pencariannya yang tak kenal henti.

Andaikan ia tidak bersedia memikirkan gagasan Jacob Bekenstein, seorang mahasiswa pascasarjana, yang ia anggap menyelewengkan teorinya tentang permukaan lubang hitam, dan merevisi pemikirannya, Hawking mungkin menyesal telah melakukan kesalahan. Teori radiasi lubang hitam telah mengabadikan namanya, tapi hingga kini belum membukakan jalan bagi sampainya Nobel di tangannya. Satu hal jadi penyebab: radiasi lubang hitam belum diobservasi, sehingga teori Hawking belum diverifikasi.

Perubahan pandangan dalam konteks radiasi lubang hitam, di sisi lain, memperlihatkan bahwa Hawking berani melakukan self-correcting process dalam upayanya menemukan kebenaran. Ia ingin publik awam mengetahui bahwa ilmuwan bisa berubah pikiran, bahwa ilmuwan mesti siap mengakui dirinya keliru. Ia tidak sepakat dengan orang-orang yang memandang sains sebagai kebenaran monolitik yang tak mungkin salah. Dalam konteks ini, ia sepakat dengan falsifikasi Karl Popper.

Bagai rock star (suaranya pernah diadopsi grup Pink Floyd untuk lagu Keep Talking dalam album The Division Bell), orang awam sekalipun menantikan apa yang dipikirkan lagi oleh Hawking. Ia patut dipuji karena berada di barisan ilmuwan papan atas, seperti Einstein, Weinberg, Feynman, dan Carl Sagan, yang dengan senang hati menularkan pengetahuannya kepada publik luas. Bersama anaknya, Lucy Hawking, ia menerbitkan George's Secret Key to the Universe, buku sains untuk anak-anak yang dilukiskan "seperti Harry Potter, tapi tanpa magic".

Hingga usia 70, semangat pencarian Hawking belum padam. Hasratnya untuk menukik hingga ke dasar setiap misteri semesta terus terjaga. Barangkali ini karena harapan hidupnya pernah merosot hingga ke titik nol di usia 21 tahun, dan selebihnya adalah bonus yang harus ia sambut dengan sukacita. "Tataplah bintang-bintang, bukan kakimu," kata Hawking di hadapan peserta simposium. "Be curious. Betapapun sukar kehidupan itu kelihatannya, akan selalu ada yang bisa engkau lakukan, dan berhasil. Penting bahwa engkau tidak menyerah."

“State Capture” dan Korupsi Politik

“State Capture” dan Korupsi Politik
Burhanuddin Muhtadi, DOSEN FISIP UIN JAKARTA DAN PENELITI LEMBAGA SURVEI INDONESIA
Sumber : SINDO, 14 Januari 2012



Sebuah fakta kooptasi dan penghisapan negara oleh elite kapital berhasil dipetakan oleh survei Business Environment and Enterprise Performance Survey (BEEPS) yang dilakukan Bank Dunia dan European Bank for Reconstruction and Development (EBRD).

Survei ini dilakukan dalam empat tahap, dimulai sejak 1999 hingga 2009 dengan sampel sebanyak 6.500 hingga 11.800 perusahaan di 29 negaranegara Eropa Timur dan Asia Tengah (bekas pecahan Uni Soviet). Survei BEEPS membagi relasi perusahaan dan negara dalam tiga bentuk. Pertama, state capture atau pemberian suap kepada pejabat publik/ pengambil keputusan untuk memengaruhi pembuatan UU dan peraturan. Kedua, influence, yakni kapasitas perusahaan dalam memengaruhi proses pembuatan kebijakan tanpa harus membayar suap.

Ini karena pemilik perusahaan adalah tokoh politik atau “interaksi” yang cukup dekat dengan pejabat. Ketiga, korupsi administratif berupa sogokan kepada pejabat atau penegak hukum agar tidak melaksanakan aturan sebagaimana mestinya. Untuk mengukur state capture dilihat dari sisi “dampak”dan “perilaku”.Ada enam komponen yang membentuk indeks tinggi rendahnya state capture: (1) jual beli keputusan di parlemen untuk kepentingan perusahaan, (2) jual beli keputusan presiden, (3) korupsi di Bank Sentral, (4) jual beli keputusan pengadilan dalam kasus kriminal, (5) jual beli keputusan pengadilan dalam kasus perdagangan, serta (6) sumbangan untuk partai dan kampanye politik.

BEEPS menemukan state capture sangat tinggi di Azerbaijan, Bulgaria, Kroasia, Rusia, Georgia, Latvia, dan Ukraina. Adapun perusahaan yang memiliki pengaruh (influence) dibedakan pada dua level, di tingkat eksekutif dan legislatif.Korupsi administratif diukur melalui pertanyaan yang diajukan kepada pemilik atau manajer perusahaan: “Berapa proporsi dari keuntungan rata-rata per tahun yang diberikan kepada pejabat publik sebagai pemberian tak resmi?” Hasilnya, negara-negara pecahan Uni Soviet lebih tinggi tingkat korupsinya ketimbang negara-negara di Eropa Timur.

State Capture di Indonesia

Sayangnya BEEPS tidak memasukkan Indonesia sebagai negara yang disurvei sehingga kita mendapatkan gambaran lebih spesifik mengenai state capture di Indonesia. Bisa jadi gejala state capture di Indonesia lebih buruk ketimbang negara-negara yang disurvei BEEPS.Sudah menjadi rahasia umum, calon-calon pejabat publik atau penegak hukum sudah “diijon” dengan memenuhi segala kebutuhan materiil sejak mereka masih sekolah. Ada dua alasan utama mengapa state capture berkembang biak di Indonesia.

Pertama, secara kultural, feodalisme menjadi hambatan pemberantasan korupsi.Dalam teori negara patrimonial,relasi pemimpin atau elite politik sebagai pemegang kekuasaan dengan rakyat bersifat asimetris. Sebagai patron, elite polit i k m e n - dominasi sumber daya ekonomi-politik. Siapa pun yang ingin mendapat akses sumber daya politik maupun ekonomi harus melayani sang patron. Praktik busuk inilah yang terjadi di lembaga parlemen dan birokrasi pemerintahan kita. Terjadi lingkaran korupsi yang melibatkan anggota DPR dan birokrat sebagai patron dengan pengusaha sebagai klien.

Proyek baru diberikan kepada pengusaha yang dianggap paling memuaskan dalam memberikan “pelayanan” kepada anggota DPR dan birokrat. Dalam hubungan dyadic dengan DPR, birokrat memerankan diri sebagai klien untuk mendapat persetujuan atas suatu kebijakan atau alokasi anggaran untuk berbagai proyek pembangunan. Kaum birokrat biasanya mendapatkan dana suap dari pengusaha.Contoh paling gres adalah dugaan suap Wa Ode Nurhayati dan mafia Banggar lainnya serta kasus penyuapan dua pejabat di Kemenakertrans oleh pengusaha yang dijanjikan mendapat proyek infrastruktur.

Ironisnya, relasi patronklien dilembagakan melalui otoritas dan kewenangan partai politik yang semakin besar pasca-Reformasi. Partai adalah produsen utama pejabat publik, mulai dari presiden hingga bupati. Secara ketatanegaraan, kewenangan DPR dalam menentukan pejabat dan kebijakan publik juga semakin besar sehingga terjadi legislative heavy. Alasan kedua mengapa state capture lebih parah adalah manajemen partai yang jauh dari nilainilai transparansi dan akuntabilitas. Rumus korupsi adalah monopoli kekuasaan (monopoly of power) ditambah diskresi pejabat (discretion of officials) minus accountability.

Jika akuntabilitas partai dan transparansi sumber pendanaan partai lemah, kewenangan besar tadi bisa diselewengkan oleh partai atau elitenya.Kasus Nazaruddin harus dibaca dalam konteks relasi-kuasa partai yang makin kuat. Untuk itu, pengaturan dana parpol mutlak dilakukan, termasuk pembatasan penerimaan maupun pengeluaran, baik untuk kebutuhan operasional partai maupun pengeluaran saat kampanye. Jika tak ada pembatasan spending kampanye, partai makin tergantung sumbangan dari pihak ketiga.

Thomas Ferguson dalamInvestment Theory of Party Competition (1995) menyatakan bahwa dalam sistem politik yang digerakkan oleh uang (money-driven political system), kebijakankebijakan politik tak lebih merupakan perpanjangan kepentingan elite bisnis dan investor. Tak ada makan siang gratis. Sumbangan kepada partai adalah bentuk investasi yang memberikan return berupa kendali atas negara.

Pelan tapi pasti, pusat kekuasaan bergeser ke arah plutarchy (penguasaan negara oleh oligarki kaya) karena parpol akan tereduksi menjadi sekadar bawahan segelintir elite korporasi.Partai atau kadernya tak lebih menjadi proksi atau anak perusahaan yang kebetulan ditempatkan di DPR dan birokrasi pemerintahan.

Era Sandal Jepit


Era Sandal Jepit
Bakdi Soemanto, PEMERHATI KEBUDAYAAN
Sumber : KOMPAS, 14 Januari 2012


Peristiwa bocah yang dituduh mencuri sandal jepit seorang polisi disidang—akhirnya bocah itu dinyatakan bersalah karena terbukti melanggar beberapa pasal KUHP—berkembang menjadi wacana yang hiruk-pikuk.

Hampir setiap orang tahu, keputusan hakim dinilai tidak adil. Ini yang menarik. Pernyataan opini publik itu sebenarnya bukan sekadar suatu produk mulut yang asal terbuka: dalam bahasa Jawa kasar disebut asal jeplak.

Pandangan kurang menghargai opini di media massa semacam itu sering terdengar di forum bergengsi, seperti yang dimoderatori oleh Bang Oné dalam acara TV One. Kata-kata yang mengungkap bahwa opini publik yang dilansir media massa tak bisa dipercaya dan diucapkan oleh pengacara bisa dipahami sebab mereka membela para koruptor dan dibayar sangat tinggi.

Pandangan opini publik di koran, televisi, dan radio mereka pandang tak pantas dipertimbangkan. Hanya hasil persidangan formal yang tepercaya. Dalam jagat akademik, data dan opini di koran tak bisa digolongkan sebagai yang berotoritas tinggi.
Istilah ini terdengar sayup-sayup—kalau tak salah—pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Istilah itu diucapkan oleh Andries Teeuw, ahli filologi dari Belanda, yang mengecam media massa digunakan sebagai sumber penulisan akademik. Andries Teeuw hanya paham tulisan, rentetan sejumlah huruf, sebagai yang formal. Ia tak paham ada jutaan manusia di balik huruf itu, juga kehidupan yang menggetarkan, bahkan kecemasan dan ketakutan yang membuat seluruh tubuh menggigil dan justru itulah dorongan utama lahirnya karya-karya sastra kuno ataupun kini.

Kalau saja Andries Teeuw pernah masuk ke jagat akademik seni di Surakarta, dia akan mendengar istilah ”harga sandal jepit” yang artinya harga murah makanan-makanan tertentu bagi mahasiswa. Makanan seperti itu pasti tidak memiliki ”otoritas tertinggi” sehingga kredibilitasnya tak bisa digunakan untuk menopang penelitian akademik jagat kuliner.

Menurut hemat saya, diadilinya si bocah yang mencuri sandal jepit dan dinyatakan bersalah karena terbukti melanggar pasal-pasal tertentu dalam KUHP kiranya pantas menjadi penanda tahun. Sebutlah tahun saat pencurian sandal itu sebagai ”Tahun Sandal Jepit”. Istilah ini memiliki konotasi yang luas dan dalam. Ia mengingatkan peristiwa pencurian pisang oleh seorang yang tak waras yang terjadi tak jauh dari peristiwa ”sandal jepit”. Tak hanya itu. Juga peristiwa sepele lain yang banyak sekali.

Tiba-tiba peristiwa itu terasa mencuat, sementara orang banyak mulai cuek dengan berbagai ketidakberesan yang kian hari kian banyak. Pemunculan ”peristiwa teater sandal jepit” itu menandai hampir seluruh peristiwa peradilan, mulai dari tingkat bawah sampai Mahkamah Agung.

Jelasnya, jika seorang koruptor kelas kakap bisa dengan sangat mudah pada akhir peradilan dinyatakan bebas tak bersyarat, nama baiknya direhabilisasi, sebenarnya orang awam di luar peradilan melihat dengan jelas bahwa proses pengadilannya dilaksanakan tidak serius, tidak profesional. Mengapa? Sebab, jauh sebelum tuntutan dibacakan, keputusan hakim sudah dibuat: bebas tanpa syarat.

Membuat keputusan semacam itu sebenarnya mudah sekali. Terbayang bahwa berkas-berkas tuntutan yang sudah di tangan hakim tak sepenuhnya dibaca. Kalau toh dibaca, itu dilakukan sambil membayangkan cek lawatan atau kunci mobil Jaguar yang akan segera ia terima. Barangkali kurang beberapa jam sebelum sidang dimulai hakim baru melihat-lihat sedikit catatan prosesnya, kemudian diendusnya lalu dengan lantang hakim ketua berteriak, ”Bebas!”

Tentu saja cara kerja seperti ini bisa digolongkan kerja model ”sandal jepit”. Semangat ”sandal jepit” seperti ini juga terbayang oleh rakyat banyak ketika para petugas yang ditunjuk diinstruksikan menyelesaikan kasus Bank Century. Karena SBY sudah memerintahkan agar kasus Bank Century dibuka hingga terang benderang, petugas yang ditunjuk pun melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Hasilnya beres-beres saja!

Jika ketakpuasan rakyat terungkap di koran, para petugas pun mengatakan ”komentar-komentar di koran tidak bisa digunakan sebagai patokan” karena tidak punya ”otoritas tinggi”. Satu-satunya patokan yang tepercaya adalah hasil formal yang dilakukan petugas. Jadi, dengan sangat jelas proses penyelidikan Bank Century itu masuk dalam kategori penyelidikan ”sandal jepit”.

Proses hukum yang sebenarnya dilakukan terhadap Nunun, Gayus, atau Nazaruddin senantiasa menjadi pertanyaan besar. Terbayang, tindakan mereka menyangkut para petinggi negara. Apa yang dinyatakan oleh SBY bahwa penyelidikan kasus-kasus korupsi tak boleh dipolitisasi memang benar. Cocok. Secara formal pas! Seperti ketika SBY mantu, di undangan tertera ”tidak menerima sumbangan”. Itu formalnya. Yang tak formal?

Dari sini tampak bahwa yang formal ternyata berkualitas ”sandal jepit” saja. Justru yang tak formal sangat bernilai tinggi karena menyangkut harkat dan martabat manusia yang tak pernah terbaca oleh mereka yang tenggelam ke dalam pandangan formal.

Sangat tepat apa yang dikatakan Hedi Sahrasad dan Taufik Rahzen: penegakan hukum telah kehilangan moralitas (Kompas, 7/1). Jika ada orang bertanya mengapa hal itu terjadi, jawabnya adalah bahwa kita hidup dalam era ”sandal jepit”. Tidak ada yang ditangani dengan serius atau sungguh-sungguh kecuali menyangkut masalah uang yang miliaran dan triliunan.

Dalam pidato ilmiah menyambut Dies Natalis UGM pada 19 Desember 2011, Prof Dr Mochtar Mas’ud menegaskan bahwa negara masa kini tertelikung pasar. Karena itu, negara tidak berdaya. Demikian pula sekarang kita lihat, peradilan tidak berdaya karena juga tertelikung miliaran dan triliunan rupiah. Anggota-anggota DPR pun demikian pula.

Sandal jepit yang dicuri oleh AAL itu berteriak, ”Sandal Jepit!” Ia berjasa besar merumuskan Zeitgeist atau jiwa zaman masa kini: Zaman Sandal Jepit. Tidak mungkinkah kita mengusulkan supaya ia, sekurang-kurangnya, mendapat hadiah Ahmad Bakrie?